Kamis, 12 Maret 2009

Kouhai-Kouhai Gw Yang Tercinta, ChessPlan, Dan Bule Arab

Yeah, gw tahu, jangan terus-menerus neror gw gitu deh.
Gw tahu kok kalo post gw menjadi sangat tidak rasional akhir-akhir ini.

Well, sori dori mori tralala trilili oke baby *inget kata-katanya Rival dua tahun lalu, lol* tapi seperti biasa, gw masih fokus pada pekerjaan gw sebagai pengarang novel BCE (boong lu sa *disambit Shota dari belakang*). Oke, gw boong. Gw masih fokus sama RP, dan rada-rada gak seimbang gitu deh. Untuk membayar kekhilafan gw karena menelantarkan banyak sekali hal akhir-akhir ini, kemaren gw ngapdet gambar lagi di DeviantArt, ngelanjutin BCE setelah berkarat di kompi, dan ngetik post ini. Yah banyak banget sih sebenernya yang pengen gw ceritain.

Perkembangan MASTERplan jalan di tempat, nggak ada perkembangan berarti kecuali gw ditangkep sama Bu Nur dan dipaksa bernego sama Luka, sebelum akhirnya gw meloloskan diri secara tidak cerdik (kabur sama tukang ojek gw) dan membiarkan Luka ngobrol sama Asti, yang kelihatannya udah mempengaruhi Asti begitu rupa sehingga Asti yakin kalo Luka sebenernya mau baikan sama gw tapi dia takut karena menganggap gw nggak akan menerima maafnya. Huh, gw nggak membutuhkan perkataan kelas kroco seperti itu—hal itu semakin membuktikan kepada gw kalo Luka emang selalu bisa mempengaruhi orang yang dia inginkan, dan harus gw akui dia mengambil orang yang cukup berat untuk gw lawan, karena Asti adalah sepupu dari salah satu sahabat terbaik gw di seluruh dunia, dan itu berarti gw nggak bisa ambil resiko mengabaikan dia.

Juga Asti pun jago berdebat, dan itu menyusahkan gw juga karena dia ditemani oleh sepasukan anggota ChessPlan di belakangnya. Mereka kelihatannya yakin betul kalo Luka sebenernya mau baikan sama gw tapi takut ngomong—kalo kata Chanis sih gara-gara Luka nggak pernah melihat gw sendirian sehingga nggak bisa ngajak ngomong gw. Bego, kalo Amel nggak ada di samping gw (dan hal ini terjadi cukup sering, berhubung gw sering berada di lantai kelas 8, kadang nggak ke kantin sama sekali, dan bahkan setelah makan pun gw berada di luar kelas cukup lama), gw kan selalu sendirian? Dari dulu kalo gw punya temen di samping gw, selalu Luka atau Tia—dan Luka nggak mungkin ada di samping gw, tentu aja, sementara Tia pasti selalu ada di samping Luka, bikin hati panas rasanya. Afyra? Dia kan punya geng. Jadi, kesimpulannya, gw selalu sendirian. Terus dia mau nungguin apaan? Kan udah gw bilang, Luka itu cuma cari-cari alesan doang—gw yakin bahkan ketika anggota ChessPlan, misalnya, sudah menyodorkan gw ke depan hidungnya, dia bicara sepatah kata pun tidak. Dia emang nggak ada niat baikan sama gw kayak yang dibilang Asti dkk—dia cuma cari simpati.

Oke, perkembangan tentang itu sampai disini, mungkin besok ChessPlan udah bertindak gila lagi, liat aja nanti. Omong-omong, Luka kelihatannya udah menutup permanen blognya—dia berpindah minat ke FB, kayaknya, sama seperti gw yang berpindah minat ke RP, dan kami emang udah nggak ada titik temunya lagi. Jadi, alur komunikasi kami yang tadinya lewat blog—sering bales-balesan antara post satu dengan yang lainnya—kini terhenti sama sekali. Yah, baguslah, dengan begitu kemungkinan komunikasi kami semakin kecil saja. Makin cepat makin baik.

Berikutnya, tadi kelas gw kedatengan seseorang bernama Rahim, entahlah, dia adalah orang Arab (kayaknya sih) yang cuma bisa sedikit Bahasa Indonesia, dan berbicara Bahasa Inggris sepanjang pelajaran. Well, secara umum gw suka pidatonya, apalagi tentang alesan kenapa cowok lebih sering sakit ginjal dibanding cewek, gw ketawa geli sepanjang topik itu, serius. Beliau cukup kocak juga, dan gw menikmati pidatonya. Oke lanjut.

Pulang-pulang gw menghabiskan waktu bersama kouhai-kouhai gw. Itu adalah sore paling jenaka yang pernah gw lewatkan—disana ada Amel, Shahnazh, Hafizh, Arya, dan Chandra—walo yang terakhir disebut ini baru menggabungkan diri disaat terakhir. Amel, tentu aja, selalu ada disamping gw. Shahnazh, sifatnya nyaris sama kayak gw, dan keakrabannya dengan Hafizh membuat gw teringat pada gw dan Rival dulu. Hafizh, sikapnya kocak-mencela dan auranya don juan abis, membuat gw gemes pengin ngegambar dia sepanjang sore. Arya pecilaan, konyol seperti troll main balet, dan selalu mengacak rambutnya seperti James Potter, walau alih-alih keren, membuat rambutnya tampak seperti buku basah. Chandra lebih kalem dan diem, walopun sesekali melontarkan banyolan kocak yang membantu. Yah, sebenernya Ian sempet gabung dengan kita-kita dan ngebuat kita ngakak beberapa kali, tapi dia muncul di pertengahan dan pergi sebelum kita semua pulang. Mereka semua sangat membuat gw senang, dan melupakan berbagai masalah yang gw emban sekarang. Well, arigato, ore no kouhai ne!

Udah ah, pengin maen RP lagi *ditampar Shota* euh, maksut gw, nerusin BCE *pundung* so, jaa ne minna!

5 komentar:

Sekar mengatakan...

Oh em ji kata-kata terakhir di paragraf 3 *poof*

Kansha suru, mai pereeeennn!!!

sashacool mengatakan...

aah dia udah baca!!!
well
SEKAR AKU KEREPOTAN NGELAWAN ASTI. BANTUIN DONG. UHUHU. *taboked*

Sekar mengatakan...

Hahahaha, ternyata sepupu gue hebat juga *senyum setan*
Hahaha, bantuin gimana?

NaIsna mengatakan...

Oiyy sha.. mang sekar itu sepupunya asti ya???

Hahahahaha.. muuv gw baru tau..

sashacool mengatakan...

iya. sekar itu sepupunya asti.
lw kenal sekar, na?
dia pengarangnya i love cooking. udah jadi bestseller tuh.

*promosi buku temen sendiri*