Sabtu, 21 Maret 2009

Ancaman

Hai hai. Sori banget nih, gw lama nggak ngapdet blog—internet di rumah tagihannya tinggi banget (gw kebanyakan maen RP kayaknya) dan gw mesti ke warnet buat ngenet. Yeah, sekarang gw lagi di warnet. Hmm, enak kali ya kalo punya BlackBerry, bisa ngenet terus. *ngiler*

Allright then, first I wanna say, jiwa Luka kayaknya mulai keganggu deh. Ada sekitar tiga informan yang ngedatengin gw dan bilang kalo dia mau minta maaf sama gw. Hmm. Gila. Bener-bener tak berakal sehat. Jadi, setelah empat bulan menelantarkan abdi setianya, alter ego-nya, membuang gw secara tidak berperasaan dan sama sekali tidak manusiawi, dia dengan santainya mau kembali, gitu? Apakah semua post di blog ini tak berhasil memberikan pelajaran kepada otaknya yang bebal itu? Bukankah seharusnya selalu ada yang namanya hubungan timbal balik? Apakah dia benar-benar akan memaksa gw untuk menjalankan rencana inti Anti-MASTERplan?

Well, yang jelas gak semudah itu, ngedatengin gw, minta maaf, dan semuanya kembali seperti semula. Ohh, tentu tidak. Ada beberapa hal yang perlu diluruskan. Yang jelas, gw akan sedikit menurunkan pertahanan—tidak sampai pada taraf bodoh—dan menunda jalannya rencana inti Anti-MASTERplan yang seharusnya mau gw laksanakan hari Senin itu, dan menunggu Luka bertindak. Clearly, pembicaraan itu—andaikan Luka akhirnya punya cukup keberanian untuk bicara sama gw—nggak bakalan gw permudah, dan tentu saja gw akan mencoba melakukan berbagai manuver-manuver sulit untuk melihat sejauh apa kemampuan Luka berbicara sebelum akhirnya memutuskan apakah gw akan ngasih kesempatan kedua ke Luka ato nggak.

Nah, kalo dia nggak berbuat apa-apa, gw akan tertawa keras-keras dan meneriakkan kata-kata sumpah serapah yang cukup sebelum mengirimkan spy-spy andalan gw untuk melaksanakan rencana inti Anti-MASTERplan. Asal tahu saja, gw menganggap semua hal ini sangat serius—nggak kayak Luka—dan gw bisa memutuskan apa yang akan gw lakukan. Ini perang, dan gw biasanya nggak ngebawa belas kasih gw ke dalam perang, bukan? Gw nggak peduli posisinya dia sebelum MASTERplan berjalan—yang tadinya adalah orang yang berada di bawah naungan perlindungan posesif gw, yang tadinya adalah orang yang paling gw percaya di seluruh dunia selain keluarga gw, yang tadinya adalah...majikan...gw, sekarang adalah orang paling berbahaya yang pernah ada di daftar AR dan akan menjadi semua sasaran serangan-serangan gw dalam beberapa tahun berikut.

Kita lihat nanti, apakah Luka bisa menyentuh hati gw atau nggak. Atau dia malah membuat gw jauh lebih murka dari sebelumnya dan bertindak brutal dalam pelaksanaan eksekusinya—kita lihat nanti. Biarkan waktu yang memutuskan…

Sudah kucoba untuk selalu
Mengerti apa yang kau mau
Sudah kucoba untuk selalu
Ikuti semua yang kau inginkan

Bukan, bukan kusembunyi
Namun hargailah perasaanku ini
Bukan, bukan ku berlari
Namun lihat-lihatlah aku disini

Hari ini, hari esok,
Bahkan mungkin sampai kau mati
Kau takkan pernah bisa berubah
Kuyakin kau takkan pernah berubah...

(Bukan Aku, Ungu)

Tidak ada komentar: