Minggu, 22 Februari 2009

Rival vs Luka

Pinggang gw sakit. SAKIT BANGET.

Well, halo semua. Udah lama banget yak gw gak nulis? Banyak yang kepingin gw sampein, tapi gw nggak tahu mau nyampeinnya gimana.

Pokoknya, beberapa laporan dari spy-spy dan para informan gw menumpuk banyak banget. Gw baru tahu juga kalo banyak banget anak yang benci sama Luka dan ngedukung gw sepenuhnya buat menolak berbaikan sama dia. Wahh, gw sama sekali gak nyangka. Bahkan anak-anak yang keliatannya deket gitu sama Luka jadi mulai menjauh, karena katanya (katanya sih) Luka mulai bersikap sok banget akhir-akhir ini. Gw sendiri sampe nggak sadar—tahu-tahu aja gw ada di tengah segerombolan anak-anak yang lagi maki-maki Luka sambil berapi-api, dan nyuruh gw jangan pernah maafan sama Luka. Well, kalo gitu, kalian semua, gw nggak akan mengecewakan kalian. Cheers.

Dengan adanya kejadian ini, gw banyak mendapatkan spy-spy dan informan-informan baru. Lumayan juga.

Omong-omong, makin hari gw ngerasa makin improve dengan kemampuan gw sebagai orang yang mengapteni AR. Kalo dulu, gw ngira gw nggak bakal menemukan perang yang lebih hebat daripada perang GA (rival AR milik si Rival, tuh). Tapi ternyata? Ini adalah perang paling hancur yang pernah gw lakukan. Yah, sekejam-kejamnya Rival bertindak, tindakannya masih disadari etika dan beralasan kuat. Lah ini? Lawan gw adalah seorang anak brengsek yang perilakunya jauh lebih buruk daripada perilaku Rival ketika perang GA. Paling nggak Rival masih menghormati adab perang, dan walaupun dia akhirnya kalah pun, dia tetap kalah dengan terhormat dan bukan sebagai pengecut yang berusaha lari dari kenyataan. Sangat kontradiksi dari Luka. Yeah, kadang-kadang orang pinter sama cerdas itu perbedaannya jauh banget.

Oh iya, gw juga baru tahu ada anak kelas 7 yang punya alter-ego.
Namanya Bagas, en nama alter-egonya Eloise.

Setelah gw mikir, kok cenderung yang namanya alter-ego itu lawan jenis yah. Yah, beda lagi sih kalo orang yang punya alter-ego banyak, gw dan Luka misalnya—tapi tetep aja, alter-ego utama (yang paling sering diajak bicara) itu lawan jenis. Alter-ego gw? Iguana Raising (iya, Iguana ada dua, yang satu alter-ego dan satu lagi nyata). Alter-ego Bagas? Eloise. Alter-ego Luka? Antara Ryuuji ato Aoi.

Omong-omong lagi tentang mereka berdua,
gw rada kelimpungan ngurus Delta no Kira.

Well, niat gw buat nulis Delta no Kira masih menggebu-gebu. Masalahnya, gw nggak punya gambar Ryuuji en Aoi versi asli yang sekarang. Gw cuma punya Ryuuji yang dulu, dan Aoi gak punya sama sekali. Gw udah coba sih buat gambarnya, dan menurut gw gambar itu rada lumayan buat standar nggak nyontoh yang original, tapi tetep aja, gak mirip. Yah, nggak papa sih. Kan nggak harus mirip. Di gambar gw, Kai kelihatan lebih sengak (pas adegan dia ngehadang Nagini di pintu masuk Delta HQ) tapi juga keliatan lebih manis (pas adegan dia bunuh diri di depan Icha dan Nagini). Ryuuji keliatan lebih serem en jahat (pas adegan dia bertarung ngelawan Shota dan Selena). Sementara Aoi? Keliatan lebih tua (pas adegan ketemu anggota Delta no Kira) dan lebih mesum (pas dia ngeraba dada Nagini “Man, Nagini, you’re flat.” *dilindes*)

Dan gw ngeganti gambar Shota. Soalnya susah banget sih gambar dia! Rambutnya gak pernah pas gitu jadinya. Akhirnya gw ganti rambutnya, dan kata Afyra dia jadi kelihatan lebih dewasa =_= padahal diantara keempat anggota Delta no Kira, harusnya Shota yang paling kekanakan. Well then, gambar gw pun masih dibilang mirip sama Luka *njedotin kepala ke tembok* dan setelah gw merenung bentar, yeah, ADA LEBIH DARI LIMA ORANG YANG BILANG KAYAK GITU. Oh noes. Dan gw juga cepet sadar kalo orang yang gw gambar berubah sesuai mood. Kemaren lusa mood gw lagi dingin-bete nggak enak gitu, dan alhasil, pas anak-anak pada minta gw gambarin orang di poster bahasa inggris mereka, yang gw gambar adalah…Selena mulu. Kata mereka matanya serem =_=;; walopun di posternya Isna, gw gambar Nagini sih. Tapi tetep tampang bete.

Well, sekarang mood gw lagi horny.
Gambar pairing ahh.

Tidak ada komentar: