Sabtu, 04 Juli 2009

Iguana, PSP, And The Last Thing I've To Do

Halo, guys, long time no see =w= *ditabok*

Okeh, ada banyak yang mesti ditulis--meskipun gw gak tahu bakalan nulis panjang ato nggak, lagi ngebet maen game online neh. Yah, yang pertama-tama, Iguana.

Gw gak tahu dia itu otaknya ditaroh dimana, tapi Iguana ternyata udah bikin FB dan dia menggunakannya untuk ngedeketin temen-temen skul gw. Termasuk orang yang bukan temen gw sih, si Luka. Gw gak tahu isi pikirannya apa. Dan dia juga ngelarang gw nanya-nanya soal apa yang dia obrolin. Sabuduk. Dia bilang dia pengen mendekat secara pribadi sama Luka--bukan buat mempengaruhi Luka, tapi buat mengetahui seperti apa orang yang udah bikin hancur seorang Sasha Kieselstein. Buset.

Kedua, PSP. Gak penting banget sih. Gw lagi addict sama PSP, dan sekarang udah namatin--entah untuk yang ke berapa kali--LocoRoco yang seru dan top abis =w= *dibejek* Dan sekarang lagi nyari LocoRoco 2. Gw pengen tahu tentang LocoRoco 3, kalo ada yang tahu kasih tahu gw ya? :D

Ketiga, yang lebih serius, MASTERplan.

Berapa post udah gw tulis dan gw gak nyinggung apa-apa lagi tentang MASTERplan seakan rencana busuk itu nggak pernah diciptakan. Gw sedang mencoba menganggap begitu. Akhir-akhir ini gw berusaha keras menghapus seluruh "mata" yang gw pasang dimana-mana, membatalkan semua perintah yang pernah diinput, dan yang paling susah melupakan seakan gw gak kenal sama yang namanya Luka. Berhasil sih, akhir-akhir ini gw berhasil membenci dia dengan penuh cinta *oposeh* yah susah deh ngejelasinnya, yang jelas sekarang nggak ada masalah lagi, deh. Semuanya udah fix. MASTERplan menang, Anti-MASTERplan dibatalkan dan dipadamkan permanen, spinner's end.

Kemarin malam, gw sendirian di kamar yang digelapkan, menatap nyalang ke arah langit-langit kamar.

Sudah selesai. Semuanya sudah selesai. Tak ada yang perlu diatur lagi. Gw sudah memberikan perintah kepada MASTERspy untuk berhenti mengawasi Luka dan mencabut "device penyadap", segalanya runtuh di depan mata gw. Kegagalan terbesar dalam sejarah AR, karena gw menyerah. Memalukan, gw tahu, tapi gw nggak akan sanggup menghadapi situasi dimana gw harus jadi tsundere seumur hidup. Berat. Gw memilih menyerahkan kemenangan pada tangan Luka dan turun dari podium, membiarkan anak-anak lain yang mengawasi perdebatan kami dari bawah panggung melihat apa yang telah Luka lakukan pada gw. Menghancurkan gw dari dalam, tinggal sisi kopong tak bersisa yang terbuat dari lilin, kosong dan tak bernyawa, walau kelihatan setegar marmer.

Tapi paling tidak gw menutup semuanya dengan elegan. Semua kenangan sudah terhapus dan gw mendapati diri sendiri mampu mengikuti apa yang diperintahkan MASTERplan. Daripada ribut-ribut dan membangun penentang, mending ngikut rencana induknya, toh? Gw gak maafin dia dan nggak akan pernah maafin dia, dan itu adalah hal yang diinginkan MASTERplan. Gw akhirnya bisa menerima--gw bisa melupakan.

Gw memejamkan mata.

Jaa ne.

Tidak ada komentar: